Rabu, 06 Februari 2013

PERCAYA BARAKAH

PERCAYA BARAKAH


Dalam pembukaan surat Al-isra terdapat firman Allah: Alladzii baarakna haulahu linuriyahu min aayaatina (yang Kami beri barakah di sekelilingnya, untuk Kami beritahukan tanda-tanda kebesaran Kami).

Adanya barakah itu sendiri ternyata dilegitimasi oleh Allah, maka siapa saja yang tidak percaya terhadap adanya barakah berarti tidak percaya kepada firman Allah. Bahkan secara jelas dalam ayat ini Allah memberi barakah pada tempat, yakni haulahu yang artinya di sekitarnya.

Jadi ada tempat-tempat yang diberi barakah oleh Allah dengan nash Alquran tanpa dapat dipungkiri. Maka dimana ada tempat kebaikan, tidak menutup kemungkinan Allah akan menurunkan barakah di tempat itu, jadi sudah layak umat Islam menjadikan alternatif tempat-tempat kebaikan itu untuk berdoa memohon turunnya barakah dari Allah.

Misalnya mencari barakah di dalam Masjidil Haram, di Multazam, di Hajar Aswad, di Masjid Nabawi, di Raudhah, di masjid-masjid lain, di tempat majelis dzikir, di kediaman para ulama, di makam para aulia dan syuhada, di tempat orang-orang shaleh, di pesantren-pesantren, dan lain sebagainya.

Umat Islam harus husnuddhan billah (berprasangka baik kepada Allah) bahwa doa yang dilantunkan oleh umat Islam di tempat-tempat yang baik itu maka Allah akan menurunkan barakah-Nya sehingga dapat menjadi kemaslahatan bagi umat Islam. Karena dengan percaya adanya barakah yang diturunkan oleh Allah berarti mempercayai tanda-tanda kebesaran Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.

Umat Islam di saat berdoa kepada Allah agar dikabulkan hajat-hajatnya, dan doanya itu dilantunkan di tempat-tempat yang berbarakah, lantas Allah mengabulkan doa itu, maka di situlah letak arti yang sesungguhnya firman Allah : ujiibu da`watad-daa`i idzaa-da`aani (Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa jika meminta kepada-Ku).

Tidak ada satu pun warga Aswaja yang aqidahnya selamat, lantas sengaja berdoa meminta kepada SELAIN ALLAH, dengan alasan tempat berdoanya itulah yang hakikatnya telah memberi berkah (barakah) dengan sendirinya bukan dari Allah, tapi setiap warga Aswaja yang berdoa di tempat-tempat baik yang kemungkinan besar Allah menurunkan barakah-Nya, lantaran tempat itu dipergunakan untuk kebaikan, seperti kebaikan beribadah dan berdzikir, maka pastilah keyakinan mereka itu hanya memohon KEPADA ALLAH SEMATA tidak kepada yang selain-NYA demi terkabul hajat-hajatnya.
Semacam inilah ajaran para ulama salaf dalam memahami ajaran Nabi SAW dan ayat-ayat Alquran tentang arti Barakah yang selama ini disampaikan kepada umat Islam dari masa ke masa hingga kelak selagi warga Aswaja masih eksis keberadaannya di muka bumi ini.

Oleh : Luthfi Bashori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar